Runtuhnya jembatan kutai kartanegara (KUKAR), merupakan bentuk pringatan agar manusia jangan terlalu serakah. Memang sudah ada firasat sebelumnya dari kalangan umum disekitar runtuhnya jembatan tersebut. Musibah ini sebagai peringtan agar manusia jangan seenak dewe, seperti aktivitas tambang yang benar-benar luar biasa. ibarat manusia, mereka mahluk gaib, mereka puya rumah. Gimana perasaannya kalau rumahnya diusik??? pasti mereka melakukan perlawanan.. Salah satu hujud perlawanan mereka membuat jembatan itu runtuh.
Kalau ditanya, mengapa harus jembatan Kukar??? karena akan menarik perhatian. Dan ini merupakan peringatan keras , siapa saja yang disana yang bertanggung jawab seperti contoh Pemkab Kukar atau yang terkait agar lebih peduli pada wilayah ,tidak malah terjerumus pada keserakahan.
Sebelum runtuhnya jembatan tersebut sudah ada petanda ketika di malam hari terdengar suara bunyi-buyian. Suara itu lebih keras terdengar ketika dimalam hari mirip benturan antara besi dengan besi. Namun anehya, tidak ada sesuatu apapun yang terjadi disekitarnya.
"Tidak hanya saya yang mendengar,tetapi juga tetangga yang lain juga ikut mendengar. Warga lain juga ikut mencari dimana suara tersebut, dengan cara meyisir pinggiran sekitar jembatan kutai kartanegara.
Keanehan beulang kembali berupa suara itu sering kali terdengar oleh warga sampai akhirnya suara tersebut tak dihiraukan lagi. Tiba-tiba keanehan itu akhirnya terjadi, bukannya ponton nambrak jembatan tapi jembatan yang rubuh, sehingga mengeluarkan suara yang cukup keras.
Mendengar suara gemuruh itu, Syarifuddinpun keluar rumah dan melihat jembatan Kukar, yang dibangga-banggakan mayarakat Tenggarong sudah runtuh..
Dengan adanya peristiwa ini, perekonomian baik di samarinda dan tenggarong semakin terhambat.
contoh:
- Jarak tempuh lewat darat dari samarinda-tenggarong biasanya 30 menit, sekarang 1.1/2 jam.
- Transportasi sungai dari samarinda-tenggarong-seberang-kutai barat terganggu.
- Batu-bara dan kayu glondongan dari hulu mahakam tersendat.
0 comments:
Posting Komentar